Pages

Tuesday, December 15, 2009

Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah suatu kesadaran untuk mengatur kehamilan dan persalinan. Biasanya pengaturan kehamilan serta penggunaan metode kontrasepsi digunakan untuk membatasi jumlah anak yang dilahirkan atau menjarangkan kelahiran. Kadang-kadang pengaturan kelahiran dilakukan dalam suatu jangka waktu (periode) tertentu (beberapa bulan atau beberapa tahun) dan kadang-kadang karena suatu alasan medis tertentu untuk mengakhiri kehamilan dan ini dilakukan hingga masa subur berhenti. Strategi membatasi kelahiran sangat bervariasi dan dengan derajat keefektifan yang bervariasi yang digunakan di seluruh dunia dan dilakukan selama bertahun-tahun. Dari 100 wanita subur yang tidak menggunakan metode KB apapun, 60-80 orang diantaranya menjadi hamil dalam setahun sedangkan hubungan seksual terjadi terus menerus. Bagi anak perempuan yang berusia 15-19 tahun, gambaran seperti di atas terjadi sekitar 90%. Pengendalian kelahiran secara modern dimulai di Inggris, setelah tulisan Malthus mengenai potensi pengembangan pertumbuhan populasi yang mencemaskan akibat ledakan penduduk. Klinik pertama yang yang mengkhususkan untuk mengendalikan kelahiran di Amerika Serikat diperkenalkan oleh Margareth Sanger pada tahun 1916. Sanger adalah seorang perawat, mengorganisasi konferensi nasional dan internasional pertama mengenai pengendalian kelahiran serta mengorganisir suatu komite yang melobi undang-undang pengendalian kelahiran. 


Gereja Katolik merupakan oposisi utama gerakan keluarga berencana. Gereja Katolik hanya menerima abstinensia dan pantang berkala (hubungan seksual hanya dilakukan pada masa tidak subur dalam siklus bulanan seorang wanita) sebagai metode keluarga berencana yang sesuai dengan pandangan gereja dan menolak secara tegas metode KB lainnya. 

Banyak pilihan metode alat-alat kontrasepsi yang tersedia saat ini bagi individu yang ingin mengikuti keluarga berencana. Pertimbangan dalam pemilihan termasuk keamanan (misalnya memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual dan HIV dan juga menghindari efek samping penggunaan alat-alat kontrasepsi tersebut), keefektifan, kemudahan, biaya, penerimaan seseorang serta sikap pasangannya. Semua metode alat-alat kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Saat ini pil KB oral penggunaannya sangat luas sebagai metode KB yang secara medis diresepkan di banyak negara di dunia. Pil KB mengandung 2 hormon sintetis yang sebanding dengan estrogen dan progestin, yaitu hormon pituitari yang mengatur siklus menstruasi wanita secara teratur. Kebanyakan jenis pil KB bekerja menghambat indung telur melepaskan telur yang matang. Penggunaan yang tepat dan biasanya diminum 1 kali sehari selama 21 hari dalam siklus bulanan wanita tersebut. Pil KB memiliki keefektifan 97%-99% dalam mencegah kehamilan. Tingginya keberhasilan ini serta penggunaannya yang mudah serta tidak mengganggu kenikmatan hubungan seksual sehingga metode ini sangat menarik. Bagi wanita muda, pil KB juga mengurangi resiko terhadap bermacam-macam penyakit termasuk kanker indung telur dan endometrium (dinding rahim), kista payudara jinak, sindrom prahaid serta anemia karena kekurangan zat besi. Tetapi pil KB tidak dapat melindungi seseorang terhadap resiko terinfeksi penyakit menular seksual (PMS) atau meningkatnya resiko kanker mulut rahim (serviks). Wanita-wanita yang memakai pil KB harus melaporkan tiap keluhan yang terjadi (misalnya perdarahan dari vagina yang tidak diketahui penyebabnya, nyeri perut, pusing, depresi) pada bidan atau dokter. Sedangkan wanita-wanita yang berusia di atas 35 tahun, perokok berat, penderita jantung dan pembuluh darah dan memiliki riwayat kanker tidak dianjurkan untuk memakai metode kontrasepsi pil KB. 

Diafragma adalah kondom wanita yang bentuknya seperti mangkuk dan dimasukkan ke dalam vagina sehingga menutupi mulut rahim (serviks). Diafragma mengandung krim spermisid atau jeli yang dapat melemahkan/inaktifasi sel-sel sperma serta diafragma menghambat sel sperma masuk ke dalam uterus. Pemakaian spermisid haruslah bersamaan dengan diafragma karena jika digunakan sendiri-sendiri tidak efektif menghambat sperma dengan sempurna. Jika pemakaiannya tepat, maka diafragma akan memberi keefektifan 82%-95% dalam mencegah kehamilan serta dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual. Penyesuaian pemakaian diafragma dilakukan oleh tenaga medis sehingga diperoleh ukuran diafragma yang tepat. Diafragma dapat digunakan di dalam vagina hingga 6 jam sebelum melakukan hubungan seksual (dan seharusnya dibiarkan paling sedikit 6 jam agar lebih efektif). Jika hubungan seksual terjadi berulangkali pada periode yang sama, tinggal menambahkan spermisid tanpa haurs mengeluarkan diafragma. Pemeriksaan panggul secara berkala serta pemeriksaan diafragma sangat dianjurkan, terutama jika wanita tersebut mengalami perubahan berat badan atau baru saja hamil. Efek samping pemakaian diafragma adalah iritasi, infeksi kandung kemih dan duh (cairan) vagina yang berat bahkan dapat menyebabkan sindrom syok toksik. Gejala-gejala yang terjadi harus segera dilaporkan ke tenaga kesehatan, misalnya muntah, demam tinggi, diare, ruam-ruam seperti terbakar sinar matahari dan gatal-gatal menyeluruh di daerah kelamin. 

Kondom adalah kontrasepsi pria yang penggunaannya sangat luas. Terbuat dari karet tipis, poliuretan atau jaringan binatang. Kondom disarungkan pada batang penis sehingga menghambat sperma masuk ke dalam vagina. Saat ini kondom mudah didapatkan dan merupakan proyek besar-besaran dalam pencegahan AIDS dan tersedia dalam berbagai warna, dengan/tanpa pelumas dan dengan/tanpa spermisid. Kadang-kadang digunakan dengan busa atau bahan kimia yang dapat menghambat gerakan sperma. Jika digunakan dengan benar, maka keefektifannya mencapai 88%-92% dalam mencegah kehamilan. Jika hanya menggunakan busa maka keefektifannya dalam mencegah kehamilan menjadi 72%-97%. Jika digunakan bersama kondom dan busa vagina maka keefektifannya mencapai 98%-99%. Bahan kondom dari lateks atau poliuretan (tetapi bukan yang terbuat dari kulit binatang) juga efektif dalam mencegah penularan penyakit menular seksual dan HIV. Disamping itu, metode ini relatif murah, tanpa harus pemeriksaan dokter atau tanpa resep dokter serta efek sampingnya minimal (tetapi beberapa orang alergi terhadap spermisid atau lateks). Kegagalan kondom sering dikarenakan penggunaannya tidak benar, terutama karena tidak memberikan/menyisakan celah kecil pada ujung kondom yang berfungsi untuk menampung semen yang telah diejakulasi atau melepaskan kondom pada saat penis masih berada di dalam vagina. Gunakan jari untuk menahan kondom saat melepaskan penis dari vagina agar sperma tidak tumpah atau menetes dari kondom. Pada sisi berlawanan, kondom harus ditempatkan dengan benar pada setiap melakukan hubungan seksual dan banyak pria yang mengeluh jika kondom mengurangi kenikmatan fisik. Kondom untuk wanita telah tersedia dipasaran walaupun harganya masih sangat mahal. Kondom wanita terdiri atas suatu bagian yang berfungsi mengatur kendur-tegangnya kondom, sarung poliuretan yang telah diberi pelumas (yang diselipkan ke dalam vagina)dan dua cincin poliuretan yang lentur. Satu cincin terfiksasi pada bagian penutup yaitu bagian ujung yang menyempit dan berfungsi sebagai bagian yang akan disisipkan. Sedangkan cincin lainnya pada bagian yang berlawanan yaitu pada sarung di sisi sebelah luar yang tetap berada di sebelah luar vagina dan menutupi labia (bibir vagina). Karena kondom wanita relatif masih baru, banyak wanita yang belum memiliki pengalaman memasang diafragma ini dan kurang diminati. 

Pilihan kontrasepsi tambahan telah tersedia, termasuk kap serviks, sarung pelindung yang terbuat dari karet atau plastik yang pas menutupi serviks dan bagian dalam dari vagina. Kap ini telah diberikan spermisida. Seperti diafragma, kap serviks dapat terpasang lebih lama sebelum berhubungan (tetapi tidak lebih dari 3 hari setelah hubungan seks) dan pemakaiannya lebih mudah daripada diafragma. 

Depo Provera merupakan metode KB yang digunakan terus menerus, merupakan hormone sintetis yang disebut progestin. Obat ini disuntikkan dan diulangi setiap 3 bulan. Keefektifan obat ini mencapai 100% dalam mencegah kehamilan. Efek samping dari obat ini antara lain sakit kepala, bertambahnya berat badan, perdarahan dari vagina yang tidak teratur, depresi, gugup, bintik-bintik hitam pada kulit, perubahan pertumbuhan rambut dan perubahan gairah seksual. 

Intra Uterine Device (IUD) atau lebih dikenal dengan sebutan spiral, merupakan suatu benda yang terbuat dari plastik, umumnya berbentuk huruf T. Secara medis diselipkan ke dalam rahim wanita. IUD mengandung tembaga atau hormone yang berfungsi mencegah bertemunya sperma dengan sel telur. Metode ini memberikan keefektifan dalam mencegah kehamilan sekitar 97% - 99%. Efek samping IUD adalah kejang otot saat menstruasi, infeksi dan kehamilan tuba. 

Norplan merupakan metode KB jangka panjang yang pemakaiannya dengan cara menyelipkan 6 kapsul lembut di bawah kulit lengan atas. Implan atau susuk ini akan melepaskan/meluruhkan hormon progestin yang terkandung di dalam kapsul tersebut ke dalam tubuh wanita selama lebih dari 5 tahun. Obat ini bekerja dengan mencegah pengeluaran sel telur dari ovarium. Metode ini memberikan perlindungan hingga 99%, tetapi menimbulkan beberapa efek samping seperti menstruasi yang tidak teratur, berat badan bertambah, perubahan nafsu makan, jerawat, sakit kepala, pertambahan atau kerontokan rambut, depresi, gugup dan kista ovarium. 

Akhirnya prosedur pembedahan merupakan metode kontrasepsi mantap seperti vasektomi (menyumbat saluran vas deferens yaitu saluran sperma) pada pria dan ligasi tuba (yaitu menyumbat tuba falopi yang menyalurkan sel telur) pada wanita. Ini merupakan metode KB yang paling ekstrim. Seperti umumnya pembedahan, ada beberapa resiko tetapi jarang terjadi pada vasektomi maupun ligasi tuba. Ligasi tuba biasanya relatif mahal dibandingkan vasektomi. Kedua prosedur ini merupakan pembedahan yang bersifat reversibel yang keefektifannya relatif tinggi tetapi metode ini tidak dapat mencegah penularan penyakit menular seksual dan HIV. 

Metode KB yang ada saat ini memberikan pilihan yang bervariasi, harga dan keuntungan yang berbeda-beda. Diskusikan dengan dokter untuk mengambil keputusan yang tepat metode KB yang akan dipilih.

No comments:

Post a Comment