Pages

Friday, October 30, 2009

Perawatan Tulang



Tulang adalah kerangka penyangga tubuh, pelindung organ tubuh dari benturan, dan tempat terkaitnya otot sehingga memungkinkan otot melakukan pergerakan antara sambungan tulang yang satu dengan yang lain. Dengan kata lain, tulang merupakan penunjang utama aktivitas fisik. Ingin tetap tampil tegap dan kuat diusia senja? Sayangi tulang Anda sejak dini.
Jangan dikira semakin bertambah tua, tulang akan tetap kerasdan kuat. Tetapi seiring bertambahnya usia, apalagi nutrisi untuk tulang tidak dihiraukan, lambat laun massa tulang akan menipis hingga Anda beresiko terkena osteoporosis. Sebagian besar dari Anda pasti sering mendengar osteoporosis, yaitu kondisi dimana massa tulang menurun sehingga tulang menjadi tipis, keropos, rapuh dan mudah patch. Penyusun utama tulang sesungguhnya adalah mineral tulang yang mengandung kalsium, fosfor dan protein yang disebut kolagen. Struktur tulang mirip beton untuk bangunan atau jembatan. Komponen kalsium dan fosfor membuat tulang keras dan kaku mirip semen, sedang serat-serat kolagennya membuat tulang mirip kawat baja pada tembok.
Tulang adalah jaringan hidup yang harus terus diperbaharui untuk menjaga kekuatannya. Tulang yang tua selalu dirusak dan digantikan oleh tulang yang baru dan kuat. Ada 2 jenis sel utama dalam tulang, yakni osteoklast (yang merusak tulang) dan osteoblast (yang membentuk tulang baru). Kedua sel ini dibentuk dalam sumsung tulang.
Menurut Prof. DR. Dr. Ichramsjah
A. Rachman, SpOG-KFER menyatakan, Osteoporosis adalah keadaan dimana penurunan massa tulang seiring dengan bertambahnya usia, dihubungkan dengar perubahan tulang sehingga tercapai ambang patah tulang tanpa keluhan-keluhan klinis khas yang sangat mengganggu. “Meski banyak terjadi pada wanita post menopause dimana satu di antara tiga wanita rentan terkena osteoporosis, tetapi juga mengancam satu di antara lima pria diatas usia 50 tahun,” jelas dokter yang juga Ketua Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi).
Penyakit yang dikenal dengan keropos tulang ini memang biasanya dialami oleh orang yang berusia lanjut. Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI, seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup masyarakat Indonesia yang meningkat dari 64,71 di tahun 1995 – 2000, menjadi 67,68 di tahun 2000 – 2005, clan populasi penduduk lanjut usia mencapai 18,4 juta di 2005, 19,7% dari populasi tersebut menderita osteoporosis. Akan tetapi, osteoporosis juga merupakan silent desease sehingga tidak heran seringkali penderita tak menyadari bahwa dirinya mengalami keropos tulang.
Gaya hidup yang salah seperti kurang bergerak, merokok, minum kopi, dan alkohol, menyebabkan banyaknya pengeluaran kalsium melalui air seni sehingga menyebabkan berkurangnya kepadatan tulang dan meningkatkan resiko fraktur. Terutama mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dan berulang, telah lama diketahui dapat menyebabkan osteoporosis.
Penyakit ini sering kali terjadi pada wanita karena dihubungkan dengan penurunan hormon wanita yaitu estrogen yang sangat erat kaitannya dalam pembentukan dan penyerapan tulang. Pada kadar estrogen yang normal, pembentukan tulang baru untuk mengganti tulang tua yang dirusak seimbang. Pada kadar estrogen rendah yang seiring juga dengan penurunan jaringan akibat tuanya usia perusakan tulang lebih banyak terjadi dari pada pembentukan tulang baru. Sementara insiden osteoporosis pada pria lebih rendah dari pada wanita, karena pria dapat mencapai massa tulang puncak yang lebih tinggi serta tingkat kehilangan massa tulang kortikol juga lebih rendah. Pria yang mengalami masalah pada tulang mungkin disebabkan berkurangnya pembentukan massa tulang dan bukan akibat meningkatnya resorsi massa tulang.
Masa puncak pertumbuhan tulang, baik pada wanita maupun pria tercapai pada usia sekitar 30 tahun, kemudian mulai terjadi berkurangnya kepadatan tulang sekitar 0,4 % per tahun. Pada wanita, selama 5-8 tahun pertama pascamenopause terjadi berkurangnya kepadatan tulang sekitar 40-50 % dari massa tulangnya, sedangkan pria hanya mengalami kehilangan massa tulang sekitar 20-30 % dari massa tulangnya.
Tetapi bukan berarti pria harus berleha-leha terhadap ancaman osteoporosis. Berkurangnya massa atau kepadatan tulang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berperan terhadap metabolisme tulang, antara lain faktor keturunan, kurangnya zat-zat makanan seperti kalsium, fosfat, vitamin D, antioksidan, beberapa jenis hormon, dan gaya hidup yang salah seperti kurang bergerak, merokok, minum kopi, alkohol, serta beberapa penyakit yang mempengaruhi metabolisme tulang.
Meminum kopi yang mengandung kafein juga dapat menyebabkan banyaKnya pengeluaran Kaisium melalui air seni, sehingga menyebabkan berkurangnya kepadatan tulang dan meningkatkan resiko fraktur. Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, telah lama diketahui dapat menyebabkan osteoporosis. Bila Anda seorang pecandu alkohol, berarti Anda merusak tulang-tulang Anda. Alkohol mempunyai efek langsung pada tulang dan konsumsi yang melebihi 7 liter per minggu yang tentunya dapat meningkatkan kehilangan massa tulang dan resiko fraktur.

Cegah Lebih Dini 
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Tentunya hal ini berlaku pula untuk pencegahan osteoporosis. Seperti diungkap di atas, bahwa banyak di antara kita yang tidak menyadari bahwa dirinya dapat terancam osteoporosis. Karena kemunculannya yang tidak disertai dengan gejala. Resiko terkena osteoporosis semakin terbuka bila kurang memperhatikan kebutuhan nutrisi untuk tulang. Akibatnya, lambat laun osteoporosis bisa menggerogoti massa tulang sehingga ancaman patch tulang pun bisa terjadi.

Salah satu kiat mencegahnya adalah dengan mengupayakan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi bagi tulang sehingga dapat dihindari sejak dini. Meskipun kita tinggal di wilayah garis khatulistiwa dimana paparan sinar matahari dapat kita nikmati sepanjang tahun, tapi kita tetap beresiko mengalami kekurangan vitamin D. Kegiatan yang sebagian besar waktunya berlangsung di ruangan tertutup, misalnya di gedung perkantoran atau pabrik yang tidak mendapat sinar matahari langsung, merupakan salah satu penyebabnya. Kebiasaan menggunakan pakaian yang menutupi sebagian besar tubuh Anda juga berperan menghambat masuknya radiasi sinar ultraviolet ke kulit. Akibatnya adalah berkurangnya sintesa vitamin D di kulit. Tetapi perlu diingat, sinar matahari dapat juga berbahaya. Membiarkan tubuh berlama-lama di bawah sinar matahari dapat membakar kulit, meningkatkan resiko kanker kulit, mempercepat proses penuaan, merusak mata, hingga menyebabkan katarak.
Vitamin D berperan meningkatkan efisiensi penyerapan kalsium di usus. Vitamin D menolong darah untuk menghasilkan kalsium dan fosfor, yang membangun dan memperbaiki massa tulang. Tanpa vitamin D, usus manusia hanya mampu menyerap 10-15 persen kalsium dalam makanan. Apa bila vitamin D cukup, efisiensi penyerapan kalsium dapat mencapai 30 persen.
Terkait dengan gencarnya iklan susu yang mengandung kalsium, tidak sepenuhnya susu yang dipromosikan tersebut mampu memenuhi kebutuhan kalsium bagi tubuh apalagi tulang. Sebab, jika terlalu banyak mengkonsumsi susu berkalsium, hal ini akan mempengaruhi batu ginjal. Karena, untuk memenuhi kebutuhan kalsium dari susu, minimal setiap hari harus minum susu sebanyak 16 gelas. Konsumsi susu sebanyak itu jelas tidak mungkin dilakukan.
Sayuran hijau, sayur-sayuran berdaun lebar, tahu, ikan sarden, dan salmon juga merupakan sumber makanan yang mengandung kalsium. Atau silahkan memakan pizza dan roti keju panggang karena di sana juga terdapat kalsium. Perlu pula mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak antioksidan seperti vitamin A yang terdapat dalam wortel, kentang, pepaya, labu, bunga kol, kangkung, semangka. Vitamin C yang terdapat dalam jeruk, pepaya, kecambah brussels, kangkung, strawberry, atau vitamin E yang terdapat dalam minyak nabati, tauge, mineral selenium yang terdapat dalam bawang putih, kubis, wortel, lobak, bunga kol, salada, mentimun, ikan, mineral seng yang terdapat dalam hati clan daging hewani, kacang-kacangan dan lain-lain. Jadi, tidak ada salahnya memanjakan tulang Anda, demi tampil tegap di hari tua. ® Irw
Osteoporosis sering ditandai dengan :
• Terjadinya patah tulang secara tiba-tiba karena trauma yang ringan atau tanpa trauma.
• Timbulnya rasa nyeri yang hebat sehingga penderita tidak dapat melakukan pergerakan.
• Tinggi badan berkurang clan bongkok
Cara-cara pencegahan osteoporosis :
  • Rajin berolah raga
  • Upayakan mencapai berat tubuh yang ideal
  • Penuhi kebutuhan nutrisi tulang dengan menambah Kalsium clan vitamin D
  • Hilangkan kebiasaan seperti merokok, mengonsumsi alkohol clan kafein.
• Berjemur ± 15 menit di bawah sinar matahari pagi atau sore hari, membantu tubuh untuk mensintesa atau membuat vitamin D-nya sendiri
• Upayakan menghindari cedera (khususnya jatuh)

No comments:

Post a Comment