Pages

Thursday, November 5, 2009

Vagina Sehat



Keputihan atau over liquid? Coba atasi dengan senam Bangkok. Metode senam yang diajarkan Yuliani ini membuat kaum Hawa mampu mengatasu keluhan di sekitar vagina maupun pencapaian kepuasan berhubungan seks.
Ratna (52), ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, mengaku sejak setahun lalu senantiasa mencapai kenikmatan orgasme yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Hal ini tak lain berkat terapi senam Bangkok yang dipelajarinya selama 2 bulan.
Sebelumnya perempuan empat anak dan tiga cucu ini tidak pernah merasakan kenikmatan saat berhubungan badan dengan sang suami. Karena ingin bisa orgasme, Ratna pun mencoba pengobatan alternatif maupun senam kesehatan, yakni body languange ataupun kegel. Namun, baru lewat terapi senam Bangkok, ia menemukan harmonisasi dan kehangatan bersama suaminya, seorang pengusaha ekspor impor.
Sylvia (25), ibu rumah tangga, juga tinggal di Kemang, sudah lima tahun menikah, tetapi belum juga dikaruniai keturunan. Setelah mengikuti terapi senam Bangkok yang diajarkan Yuliani selama 1,5 bulan, ia positif hamil.

“Dokter menyatakan saya punya kista sebesar biji jagung. Beberapa pengobatan sudah saya coba, tetapi hasilnya nol besar. Setelah melakukan terapi senam Bangkok selama 1,5 bulan, kista kian mengecil sampai akhirnya sirna,” ujar Sylvia. Kini, ia sedang menantikan kelahiran buah hatinya.



Organ Vital

Menurut Yuli, begitu biasanya praktisi terapi senam Bangkok yang berpraktik di bilangan Meruya, Jakarta Barat ini dipanggil, dari sepuluh kali berhubungan suami istri, umumnya hanya sekali istri merasakan orgasme. Hal ini, katanya, menunjukkan betapa rawan persoalan keharmonisan rumah tangga dari sisi keseimbangan pemenuhan kebutuhan biologis.

“Sesungguhnya persoalan seks adalah persoalan berdua. Artinya, tak bisa sepihak, meski dalam soal kelemahan seksual, Pihak pria yang paling banyak mengidap. Hal itu karena tuntutan fungsi dan cara kerja organ vital yang rawan terserang gangguan, seperti stres, ejakulasi dini, ataupun disfungsi ereksi dengan berbagai sebabnya,” papar ibu tiga anak ini.
Mengenai kegagalan pencapaian orgasme seorang perempuan, katanya, tak selalu terkait dengan kemampuan seksual pria. Melalui terapi yang terprogram, perempuan bisa orgasme setiap kali berhubungan.

Perempuan tidak hanya sekali, bahkan beberapa kali bisa orgasme, menurutnya, kendati kondisi organ vital sang suami tak memadai. Contohnya, karena ejakulasi dini atau ukuran alat vitalnya kecil, pendek, hingga impotensi.



Sedot, Tiup, Putar

Pada tahap awal pertemuan dengan pasiennya, Yuli selalu memberikan metode pernapasan perut yang berpusat di atas pusar hingga ujung kaki. Lamanya pernapasan ini setengah hingga satu jam. Setelah mendapatkan ketenangan, ia mengarahkan pikiran pasiennya pada pengkhayalan-pengkhayalan, semisal napas turun 1 mm di bawah pusar, menarik kaki, membuka tumit atau lutut. Selanjutnya Yuli mengajarkan gerak posisi-posisi berhubungan, seperti miring, berdiri, telungkup, atau dipangku.

Ada sekitar 30 jurus yang diajarkan, waktunya sekitar 25-30 menu Sebelumnya, pada fase pernapasan perut, ia selalu mendeteksi tingkat ketenangan dan konsentrasi si pasien.
Caranya, dengan menumpangkan tangan kiri di atas pusar, dan tangan kanan di depan vagina, tetapi kedua tangannya tidak menyentuh kedua organ tubuh tersebut. Saat itulah ia bisa merasakan apakah pasiennya sudah mencapai ketenangan dan rileksasi yang diharapkannya atau tidak.
Dengan memodifikasi sistem dan metode terapi senam Bangkok yang dipelajarinya, ia berhasil mengalihfungsikan gerakan senam untuk berbagai keperluan gangguan yang berkaitan dengan vagina. la melatih kemampuan perempuan dalam menggerakkan otot-otot alat reproduksinya. Hasilnya, titik peka tak hanya di luar, tetapi juga di dalam.
Semua latihan yang diajarkan kepada pasien bertujuan untuk meningkatkan daya elastisitas vagina, mulai bagian bibir hingga bagian dalam yang terkecil. Dengan demikian, (maaf), tak hanya bisa “memegang” alat sebesar lipstik, tetapi juga mampu memasukkan dengan menggenggamnya secara perlahan-lahan.
“Di sinilah, para istri bisa mencapai kepuasan bersama karena mampu ‘menggiring’ organ penting suami sampai menyentuh ke titik peka bagian dalam. Metode ini tak hanya diperuntukkan bagi istri, melainkan untuk mencapai kenikmatan bersama pasangan. Harapan saya, agar sifat dan fungsi hubungan suami istri tak sebatas reproduksi atau formalitas kewajiban semata, tetapi juga rekreatif,” ujarnya.
Kelebihan lain metode yang diajarkan Yuli adalah pelatihan otot-otot vagina yang diarahkan untuk bisa menyedot, meniup, dan memutar. Pola pemutaran ini diyakini secara tidak langsung menjadikan vagina aktif meregang mengencang seperti halnya pada teknik gurah.

Lebih lanjut, katanya, senam Bangkok membuat vagina menjadi sehat dan bersih dari keputihan. Teknik menyedot, seperti yang telah akrab dilakukan pada senam kegel, bisa menjadikan vagina empot-empotan secara alami. Hal inilah yang membuat istri terns bergairah melakukan hubungan, sehingga, tak ada kata “tidak” atau “malas” bila diajak making love dengan suami.



Menunda Menopause

Yuli menegaskan terapinya masih berpijak pada koridor kesehatan. Artinya, tidak seperti di Negeri Gajah Putih, negara asalnya, yang dikenal sebagal senam atraktif, erotis, dan bersifat mengarah pada hiburan semata.

Selain mampu memulihkan hubungan pasangan suami istri yang mulal dingin, secara empiris senam Bangkok juga bisa menghilangkan keputihan, infeksi kandung kemih, over liquid, dan kanker indung telur. Dengan mengikuti pelatihan senam Bangkok secara kontinyu, wanita setengah baya pun bisa menunda masa menopause.
“Dari pengalaman, wanita menopause bisa dikembalikan fungsi organ kewanitaannya, sehingga bisa kembali melakukan hubungan seksual seperti sebelum memasuki masa menopause. Untuk keperluan itu tentu dibutuhkan ketekunan dan waktu latihan yang agak lama,” tuturnya.
la menambahkan, bila seorang wanita telah menguasal teknik dan metodenya secara benar dan tepat, niscaya dapat leluasa mengatur dan menggerakkan otot-otot di dalam alat vitalnya. Biaya satu paket terapi Rp 3 juta (untuk 10 kali pertemuan), dan ia bersedia menerima panggilan.
Yuli tidak menerima pasien yang belum menikah. Namun, bila alasannya kuat, ia akan meminta orangtua pasien untuk turut serta mendampingi. Hal ini untuk menghindari prasangka negatif atau penyalahgunaan terapi.

1 comment: